Eksplor Jawa Timur Bersama CP, Sulaiman, dan Zack


Sejak ±pukul 9 pagi; saya, Andreas, dan Jibrel sudah bersiap-siap di terminal kedatangan Bandara Juanda. Hari itu, 17 Agustus 2017, adalah hari yang cukup spesial. Selain karena bertepatan dengan HUT kemerdekaan RI, hari itu juga Parkour Surabaya kedatangan 3 orang tamu dari Singapore: Koh Chen Pin (CP), Sulaiman, dan Zack. Mereka datang untuk meramaikan acara Parkour Festival Surabaya 2017. Dan khusus CP, dia juga bakal menjadi juri di kompetisi freestyle. Namun sebelum disibukkan dengan segala hiruk-pikuk acara pada tanggal 21-23 Agustus, tentunya kita berenam ingin refreshing dulu sejenak.


Tanpa berlama-lama lagi, dari bandara langsung kita meluncur menuju Jombang dengan menggunakan sepeda motor. Dua jam perjalanan di bawah terik matahari cukup membuat kita semua kelelahan, tapi sedikitpun hal tersebut tidak mengurangi keseruan petualangan ini. Begitu sampai di Jombang, kita memutuskan untuk makan siang sejenak sebelum jamming di Taman Keplaksari alias Parkour Park. Kita jamming sepuasnya bersama anak-anak JOKER Parkour Jombang sampai sore hari, lalu diakhiri dengan makan es degan durian rame-rame. Selepas maghrib, kita melanjutkan perjalanan ke Kediri untuk menginap di rumah orangtua Andreas.



                                          
reupload from Instagram @deeenester

Besok harinya petualangan berlanjut menuju Gunung Kelud. Hanya saja sayang saat di tengah perjalanan karena satu dan lain hal rute pendakian ditutup untuk umum, sehingga dengan berat hati kita harus kembali turun. Tapi setidaknya kita bisa menyempatkan diri dulu untuk foto-foto di sana.




Kemudian dari Gunung Kelud kita berenam langsung menuju Wisata Paralayang di Kota Batu. Namun kita memutuskan tidak ikut mencoba paralayang karena harga yang cukup mahal (Rp 400.000 per orang untuk 10-15 menit terbang) dan juga antrian yang membludak. Sebagai gantinya kita cukup menikmati pemandangan dan sejuknya udara pegunungan sambil beristirahat sejenak setelah ±2,5 jam menempuh perjalanan.




Menjelang maghrib perjalanan berlanjut ke alun-alun Kota Batu. Di sana kita mencoba berbagai jenis kuliner sembari menunggu Andreas dan Jibrel sholat. Setelah puas berkeliling mencari jajanan kita pun langsung menuju rumah Agus Purwanto a.k.a. Brex di Malang. Malam itu kita memutuskan menginap di sana.


Bila berkunjung ke rumah Brex, tidak afdol rasanya kalau tidak mampir ke Sumber Mata Air Jenon. Untuk itulah keesokan paginya kita menyempatkan diri mampir ke sana, yang cukup ditempuh dengan ±15 menit saja menggunakan sepeda motor. Selain kita berenam hadir juga Feikal dan Raedy yang pagi itu baru tiba dari Jakarta, kemudian ada Teguh Play_on Parkour Malang. Semua orang pun turut bersenang-senang dalam “Jenon Party” hingga sekitar tengah hari.



reupload from Facebook @andreaslucivan

Sebelum pulang ke Surabaya, tidak lupa kita mampir dulu ke Kampung Warna-Warni Jodipan. Kampung yang sebelumnya merupakan kawasan permukiman kumuh ini sekarang malah menjadi salah satu objek wisata cukup populer di Malang. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara banyak yang mengunjungi tempat ini. Hingga sore hari, kita bertujuh (Teguh, Andreas, Jibrel, CP, Sulaiman, Zack, dan saya) mengeksplor Kampung Warna-Warni dan juga sempat singgah sebentar di Mall Ramayana untuk mengisi waktu.




Menjelang maghrib, kita berenam pun berpisah jalan dengan Teguh untuk pulang ke Surabaya. Sekalipun dalam hati masih ingin lanjut traveling, namun karena dalam beberapa hari ke depan bakal disibukkan dengan tugas kepanitiaan Parkour Festival, mau tidak mau kita harus segera menyudahi petualangan singkat ini agar tidak kelelahan saat hari-H.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita 28 Jam di Jombang

Ikut? Tidak? Ikut? Tidak? IKUT!!!

Semalam di Bojonegoro