Penang & KL di Akhir Tahun


Karena ada suatu keperluan di tanggal 22 Desember, maka saat polling pemilihan tanggal acara End Year Jam, di antara dua opsi yang diberikan saya memilih tanggal 14-15 Desember. Namun hasil polling berkata lain, mayoritas pemilih (65%) menginginkan acara diselenggarakan tanggal 20-21 Desember. Awalnya saya berpikir masih bisa ikut acara secara penuh, namun tidak lama kemudian acara diumumkan berubah tanggalnya menjadi 21-22 Desember. Sampai di sini saya masih berpikir positif, karena saya pikir masih bisa ikut di hari pertama saja.


Sayang, kabar kurang baik pun datang sekitar H - seminggu, yaitu dikarenakan satu dan lain hal, panitia dari Parkour Malaysia terpaksa membatalkan acara hari pertama (21 Desember), sehingga PKMY End Year Jam mau tidak mau harus dipadatkan menjadi satu hari saja di tanggal 22 Desember. Sekalipun kecewa karena tidak bisa mengikuti acara inti, saya tetap menghormati keputusan panitia. Bagaimanapun juga, mereka tentunya sudah mengusahakan yang terbaik.



16 Desember 2019
Saya pun akhirnya memutuskan mengunjungi Penang dulu sebelum ke Kuala Lumpur. Perjalanan ke Malaysia kali ini adalah yang kedua di tahun 2019 setelah bulan Maret lalu. Setelah menempuh ±3 jam penerbangan dari Surabaya, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Bandara Internasional Penang sekitar pukul 15.30. Suasana bandara saat itu lumayan padat, bisa jadi karena memang sudah memasuki musim liburan. Tidak lama sesudah melewati proses imigrasi serta membeli SIM Card, Venise dan Jean menjemput saya di bandara. Sementara Steven (pacar Venise) masih bekerja saat itu, sehingga dia baru akan menyusul waktu malam harinya.

Sungguh rasanya bahagia bisa berjumpa lagi dengan mereka setelah hampir 2 tahun. Terakhir kali saya bertemu adalah saat PKMY End Year Jam 2017 lalu di Kuala Lumpur. Setelah saling melepas kangen, kita bertiga memutuskan untuk singgah makan sejenak di restoran Nasi Kandar Makbul. Kebanyakan menu yang tersedia adalah masakan India dan Melayu.




Dari situ Jean mengantar Venise menuju gym tempat dia bekerja karena pukul 18.00 dia ada shift malam. Saya dan Jean pun kemudian lanjut mengunjungi Kuil Kek Lok Si, yang merupakan kuil Buddha terbesar di Asia Tenggara. Kuil ini sudah berusia lebih dari 100 tahun dan memang sangatlah megah.


Malam harinya, akhirnya saya pun bisa berjumpa dengan Steven di food court Fisherman Wharf. Ada juga di sana Nate, teman Venise sesama personal trainer gym. Kita berlima pun ngobrol-ngobrol santai hingga lewat tengah malam.



17 Desember 2019



Sembari menunggu teman-teman yang lain bekerja atau melakukan aktivitasnya, saya pun mengeksplor George Town sendirian. Saya sempatkan diri untuk mengunjungi Colonial Penang Museum, yaitu museum barang-barang antik peninggalan kolonial Inggris maupun saudagar Cina yang dulu singgah di Pulau Penang. Banyak cerita menarik yang didapat sembari mengisi waktu luang saya.



Sore harinya, sekitar pukul 16.00 saya bersama Jean menyempatkan diri mampir ke tempat panjat tebing indoor di Project Rock. Setidaknya 1-2 kali dalam seminggu Jean selalu berlatih di sana. Jujur, saya sendiri sangat jarang sekali melakukan panjat tebing karena memang bukan basic olahraga saya, sekalipun memang latihan fisiknya mirip dengan latihan upper-body di parkour. Meski agak kewalahan melakukannya, namun saya tetap bisa bersenang-senang menikmati sesi latihan panjat tebing ini hingga menjelang tempat tutup pada pukul 21.00.

Sisa malam itu pun kita habiskan dengan makan berlima (Steven, Venise, Nate, Jean, dan saya) di food court New World Park Food City, sambil tentunya ngobrol-ngobrol santai hingga larut malam. Momen kebersamaan seperti inilah yang memang saya cari-cari.



18 Desember 2019
Sebelum bergabung dengan latihan reguler TOFU Parkour pada pukul 20.00, seharian saya menghabiskan waktu bertiga bersama Steven dan Venise keliling-keliling Penang. Namun sebelum hangout bersama mereka, saya menyempatkan diri mengeksplor sendirian kawasan Armenian Street yang kebetulan terletak tidak jauh dari hostel tempat menginap. Kawasan ini adalah salah satu tempat ikonik di Pulau Penang, di mana banyak terdapat mural/lukisan besar di dinding-dindingnya.




Sepanjang sore itu kita bertiga menghabiskan waktu berkeliling-keliling di beberapa ruas jalan utama Pulau Penang, sembari menyempatkan diri mampir ke Chew Jetty (perkampungan dermaga) dan Bendungan Teluk Baham. Kemudian begitu malam tiba, tanpa ditunda-tunda lagi kita langsung menuju Gurney Plaza, tempat sesi latihan parkour berlangsung.



Selama ±2 jam ke depan saya berlatih parkour bersama dengan teman-teman TOFU. Sungguh ada sebuah perasaan bahagia yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata yang saya rasakan malam itu. Tidak peduli mau level skill parkour-nya seperti apa, kita semua berlatih bersama sambil bersenang-senang terlepas dari cuaca yang memang agak gerimis.



Malam itu pun saya habiskan dengan beristirahat di apartemen Steven & Venise, karena besok paginya kita berempat (bersama Nate) akan melakukan perjalanan ke Genting Highlands, sebelum lanjut lagi ke Kuala Lumpur.



19 Desember 2019


±Pukul 09.00; Steven, Venise, dan saya segera berangkat menjemput Nate di rumahnya. Lalu kita berempat langsung segera meluncur menuju Genting Highlands. Perjalanan ini memakan waktu lumayan lama, sehingga kita beberapa kali berhenti di rest area untuk makan maupun sekedar beristirahat. Kita pun baru sampai di lokasi sekitar pukul 15.30.




Cuaca di Genting Highlands saat itu cukup mendung, berangin, dan agak gerimis. Sayangnya tidak ada satupun dari antara kita yang membawa jaket, sehingga mau tidak mau kita harus menahan dingin selama berada di sana. Namun terlepas dari itu, suasananya tetaplah sangat menyenangkan. Cukup banyak turis yang berkunjung pada hari itu. Selama beberapa jam ke depan kita dipuaskan dengan wahana kereta gantung, taman hiburan indoor, bazaar natal 'Genting Winterland', dan juga diselingi mampir melihat-lihat beberapa toko sepatu maupun tas yang sedang mendiskon besar-besaran barangnya.

Kita berempat baru meninggalkan Genting Highlands sekitar pukul 22.30 dan langsung menuju ke Kuala Lumpur. Malam itu kita bersama-sama menyewa apartemen untuk 2 hari ke depan di Skypod Residence. Berhubung waktu sudah lewat tengah malam saat kita tiba, semuanya langsung segera beristirahat.




20 Desember 2019
Setelah hampir setahun, akhirnya hari ini saya bisa berjumpa lagi dengan Bernard. Teringat di tanggal 31 Desember tahun lalu, saat dia mengunjungi Surabaya untuk berpetualang bersama saya dan teman-teman parkour lainnya. Sebuah pengalaman yang tentunya tidak akan terlupakan seumur hidup.

Selepas Bernard pulang dari tempat kerjanya, dia menemui saya, Steven, Venise, Nate, dan Jean di salah satu kedai makanan India. Kebetulan saat itu juga kita belum lama bertemu dengan Jean yang menyusul menggunakan bis dari Penang.


Berhubung ini adalah malam terakhir, kita berenam pun begadang di apartemen hingga menjelang subuh, rame-rame menonton film dan bersenang-senang bersama.



21 Desember 2019
Hari ini perasaan saya campur aduk antara antusias, senang, namun juga sedih. Seperti di event-event parkour lainnya, selalu ada pre-jam pada H - 1, saat peserta mulai berdatangan ke lokasi jamming untuk latihan bersama secara informal. Bisa dibilang, inilah klimaks dari trip Malaysia saya kali ini, sesuatu yang memang saya tunggu-tunggu sejak awal tahun. Namun sayang, seperti yang saya sampaikan di awal, malam ini juga saya harus meninggalkan Malaysia karena ada urusan lain yang tidak bisa ditinggalkan keesokan harinya.

Kegiatan hari ini dimulai saat saya beserta Bernard berpisah dengan Steven, Venise, Jean, dan Nate. Tidak lama setelah berpamitan, saya dan Bernard dijemput oleh Nicholas yang kebetulan rumahnya sangat dekat dari apartemen. Ada juga Marcus yang sudah ikut serta di dalam mobilnya. Sekedar info, saya sudah pernah bertemu dengan mereka berdua saat LCG 2017 lalu, bahkan sama-sama menginap di gym Freerunner Lodge bersama teman-teman parkour Indonesia dan Malaysia yang lainnya.




Kita berempat pun segera menuju spot tempat latihan di taman kompleks Apartemen Fasa 18R12, daerah Putrajaya. Sejak pagi hari, sebagian besar peserta PKMY End Year Jam yang sudah hadir pada berlatih di sana. Hadir juga anak-anak dari Parkour Singapore seperti CP, Faiz, Sulaiman, Nachos, dll. Sungguh rasanya bahagia sekali bisa jamming bersama mereka lagi. Rasanya ingin agar waktu bisa berhenti saja di momen-momen tersebut.

Namun sayang, waktu terus berjalan dan kebersamaan ini pun harus segera berakhir. Dengan berat hati saya harus meninggalkan Putrajaya ±pukul 17.00 menuju Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2). Langkah kaki saya terasa begitu berat waktu meninggalkan arena di saat teman-teman yang lain masih pada asyik jamming. Di samping itu, masih banyak juga challenge yang belum terlaksana karena faktor mental blok. Saya pun bertekad suatu saat kembali lagi ke spot ini dengan progres yang lebih baik.


Sekitar satu jam kemudian saya pun tiba di KLIA 2. Sebenarnya masih banyak waktu lowong karena jadwal pesawat pulang saya ke Surabaya adalah pukul 20.30, tapi lebih baik tiba terlalu awal daripada terlambat.


Meskipun tidak bisa menghadiri hari-H, namun secara keseluruhan saya sangat puas dengan trip ke Malaysia kali ini, khususnya saat berada di Penang. Salah satu keinginan terdalam saya sejak 2 tahun lalu akhirnya bisa kesampaian juga. Banyak pengalaman berharga yang saya peroleh dari perjalanan ini.

Kini saatnya saya kembali ke kehidupan nyata menjalani aktivitas sehari-hari, bekerja keras dan menabung lagi untuk trip berikutnya. Siapa tau nanti di tahun 2020 akan ada kejutan yang lebih menarik... semoga saja.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita 28 Jam di Jombang

Ikut? Tidak? Ikut? Tidak? IKUT!!!

Semalam di Bojonegoro