Dua Hari di Yogyakarta


Setelah April 2016, akhirnya saya kembali merasakan naik motor dari Surabaya ke Yogyakarta. Hanya saja, kali ini saya melakukannya sendirian. Hari Sabtu, 6 Oktober 2018, sekitar pukul 01.00 dini hari segera saya langsung tancap gas. Dibandingkan jalan menuju arah Banyuwangi, jalan menuju arah Jawa Tengah cukup banyak yang bergelombang/tidak rata, dikarenakan memang banyak dilalui oleh truk dan bus. Udara dingin malam itu benar-benar terasa sampai menembus jaket, sehingga saya tidak sanggup bila terlalu ngebut. Lagipula tidak ada gunanya diburu-buru, yang penting bisa sampai ke tujuan dengan selamat.

Sekitar pukul 09.00 akhirnya saya sampai di Yogyakarta. Saya janjian bertemu dengan Obie (teman saya dari JUMPalitan Parkour Jogja) di Indomaret daerah Jalan Pramuka. Setelah sarapan bersama, kita pun singgah ke rumah Bayu untuk nongkrong dan beristirahat sejenak.

Sore harinya, sekitar pukul 15.00 kita langsung meluncur ke Univeritas Gadjah Mada. Di pelataran depan Gedung GSP-nya, sudah berkumpul anak-anak JUMPalitan yang melakukan pemanasan. Sesi latihan sore ini memang terasa spesial, karena akan ada event jamming informal bersama beberapa praktisi dari Parkour Veteran. Demi momen inilah saya rela berangkat ke Jogja naik motor sendirian subuh-subuh. Sekedar info, istilah ‘Parkour Veteran’ sendiri sebenarnya hanyalah istilah lucu-lucuan saja bagi para praktisi generasi awal Parkour Indonesia. Sebagian dari mereka ada yang sudah menikah dan punya anak, namun tetap mau meluangkan waktunya untuk berlatih parkour.



Beberapa anggota Parkour Veteran yang hadir adalah Bruce, Brex, Qory, Mamat, Reza, Catur, dan Hamy. Kita berlatih sepuasnya di sana sampai menjelang maghrib. Malam harinya, kita lanjut berlatih flip di gym indoor B-13. Saya sendiri cukup latihan sekedarnya saja karena tidak terlalu bagus dalam ngeflip. Jujur, memang ada sedikit rasa minder dalam diri saya, karena dibandingkan sebagian besar teman-teman yang berlatih malam itu, kemampuan saya seperti tidak ada apa-apanya. Namun, tentu saja hal tersebut tidak boleh menyurutkan semangat saya dalam berlatih. Lagi pula, kebersamaan dan kekeluargaan jauh lebih penting daripada sekedar unjuk skill semata.


Bruce Nggedabruce beraksi

Seusai dari gym; saya, Bayu, Obie, dan Zaki cangkruk bareng di salah satu warung kopi hingga ±pukul 23.00. Dan malam itu pun saya habiskan dengan beristirahat di rumah Bayu.

Hari ke-2 di Yogyakarta; saya mengawalinya dengan berenang bersama Obie dan Bayu di Kolam Tirtasari, daerah Kaliurang. Karena hari itu adalah Minggu pagi, kolam renang pun cukup ramai sehingga kita tidak begitu leluasa saat ingin berlatih flip. Meskipun demikian, secara keseluruhan sesi renang ini cukup menyenangkan.


Setelah beristirahat sejenak, sore harinya anak-anak kembali jamming di Universitas Islam Indonesia (UII). Sayangnya sebagian spot berlatih parkour di UII sedang digunakan oleh komunitas panjat tebing, serta sebagian area lainnya dipasangi panggung untuk acara musik, sehingga kita hanya bisa berlatih di spot yang terbatas. Namun apa pun yang terjadi, latihan parkour tetap berjalan.


Sesi jamming pun berakhir menjelang maghrib, dan kita saling berpisah satu sama lain. Sebelum pulang ke Surabaya, ada satu "misi" lagi yang harus saya lakukan, yaitu menemui Yuda Andre. Dia adalah salah satu generasi awal JUMPalitan yang saat ini sudah menetap di Spanyol. Mumpung dia lagi balik ke Jogja, tentunya saya tidak ingin melewatkan kesempatan bersilaturahmi dengannya. Bersama dengan Bruce, Brex, dan Mamat, kita berempat bertamu ke rumahnya.


±Pukul 20.00, saya pun berpamitan dengan semuanya dan langsung tancap gas ke Surabaya. Jujur, sebenarnya masih ingin main 1-2 hari lagi di Jogja, tapi karena hari Seninnya ada urusan yang tidak bisa ditunda, maka saya tetap memutuskan pulang malam itu juga.

Setelah menempuh sekitar 8,5 jam perjalanan yang melelahkan, bersyukur ±pada pukul 04.30 saya bisa sampai ke Surabaya dengan selamat. Dua hari di Yogyakarta memanglah terlalu singkat, semoga di waktu-waktu ke depan ada kesempatan lagi untuk berkunjung dan mengeksplor kota gudeg ini.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita 28 Jam di Jombang

Ikut? Tidak? Ikut? Tidak? IKUT!!!

Semalam di Bojonegoro