Jamming Bulanan Perdana Yogyakarta, 10 April 2016
Bagaimana rasanya tidak tidur semalaman dan harus mengemudikan motor subuh-subuh sejauh ±325 km? Seru, tegang, dan capek semuanya bercampur menjadi satu. Itulah yang saya lakukan pada Sabtu subuh minggu lalu bersama Andreas, Rijalul, dan Yoga. Kita berempat berangkat dengan 2 motor, saya memboncengi Rijalul, sementara Andreas memboncengi Yoga. Kita berangkat dari Surabaya ±pukul 02.00 karena pada waktu subuh pastinya jalanan masih relatif sepi sehingga perjalanan bisa ditempuh lebih singkat.
Saat di jalan pun kita bisa melaju dengan cukup cepat (±60-80 km/jam), karena bus dan truk tidak seberapa ramai di jam-jam segitu. Hanya saja ada satu pantangan yang tidak boleh terjadi (dan untungnya tidak terjadi), yaitu RASA NGANTUK. Bisa jadi karena terpaan angin malam yang lumayan kencang, saya dan Andreas malah jadi semakin antusias mengemudikan motor; menyalip truk, bus, dan kendaraan lain satu demi satu dengan hati-hati.
Pada akhirnya matahari pun terbit dan kita mulai memasuki wilayah Jawa Tengah. Volume kendaraan juga mulai meningkat seiring aktivitas warga yang baru dimulai. ±pukul 08.00 kita sampai di Solo dan sarapan di sana. Setelah ±30-40 menit istirahat dan isi bensin, kita melanjutkan lagi perjalanan ke Jogja.
Minggu pagi ±pukul 08.00 seluruh peserta jamming bulanan sudah berkumpul di area Taman Sari. Total peserta mungkin sekitar 15-20an orang. Dari Parkour Surabaya sendiri ketambahan Putra dan Dimas yang menyusul ke Jogja naik bus. Lalu ada juga beberapa peserta dari Spartarun Solo selain tuan rumah JUMPalitan sendiri. Kita jamming sepuasnya di reruntuhan bangunan Taman Sari hingga siang, lalu lanjut ke kampus Institut Seni Indonesia. Sekitar pukul 14.00 jamming berakhir karena semua peserta sudah lelah dan kelaparan. Kemudian sehabis makan siang, anak-anak Spartarun langsung pulang ke Solo sementara peserta yang tersisa lanjut berenang di mata air Blue Lagoon.
Menjelang maghrib, seluruh anak-anak Surabaya kumpul dan beristirahat di kos Feikal. Sekitar pukul 23.00, kita cangkrukan di warung kopi bawah jembatan layang Jl. Janti sambil menunggu bus malam untuk Putra dan Dimas. Sekitar pukul 01.30 Seninnya; saya, Andreas, Yoga, dan Rijalul langsung tancap gas naik motor pulang ke Surabaya. Perjalanan pulang kali ini terasa lebih cepat dibanding waktu berangkat, karena hampir tidak ada bus dan truk pada jam-jam segini. Sekitar pukul 05.30 kita istirahat sebentar di salah satu masjid di Jombang, sembari menunggu Yoga dan Rijalul menunaikan sholat subuh. Akhirnya ±pukul 09.00 kita sampai dengan selamat di Surabaya, saya dan Andreas pun berpencar untuk mengantar Yoga dan Rijalul ke rumah masing-masing.
Sekalipun hanya 2 hari, tapi bagi saya itu merupakan pengalaman yang sangat berkesan (dan pastinya melelahkan). Selain mengeksplor spot-spot mbois di Jogja, saya bersyukur bisa menambah relasi baru dari anak-anak Spartarun Solo. Siapa tau di kesempatan berikutnya bisa main-main ke Solo lebih lama lagi. Dan yang pasti, inilah pengalaman pertamaku naik motor menempuh jarak jauh, sangat menguras stamina, tapi juga sangat menyenangkan. Semoga ke depannya bisa lebih sering melakukan petualangan seperti ini lagi.
Comments
Post a Comment